Sabtu, 06 Maret 2010

jiwa jiwa gagah



Aku akan tempuh hari-hariku bersama cinta yang utama. Aku ingin mati di jalan ini bersama kemuliaan yang tak terkira. Aku tidak akan pernah menyerah! Selamanya tidak akan menyerah, di jalan-Nya!

Hidup adalah perjuangan. Kita adalah apa yang biasa ditempakan pada diri kita. Banyak manusia yang kalah dalam hidup karena ia tidak memandang hidupnya sebagai sesuatu yang berharga, sehingga ia tidak mau memperjuangkannya. Ia tidak mau melihat hal-hal penting yang berserakan di sekelilingnya. Karena itulah ia membiarkan hidupnya berjalan terus dan terus tanpa evaluasi. Dia merasa tidak perlu menangisi kesalahannya. Dia berputus asa karena kesalahannya. Dia tidak merasa perlu berubah. Dia tuhankan perasaannya. Dia tidak menyadari potensi dan kekuatannya. Dia melupakan sukses yang sebenarnya. Dia ingin bahagia dengan mantera karangan pribadi.


Menyerah menjadi orang baik adalah gerbang menuju kekalahan besar. Maka, sangat penting bagi kita untuk terus bertahan. Bukankah di dalam diri kita, ada sesuatu yang harus selalu kita cintai dan perjuangkan?

Judul Buku: Jiwa-Jiwa Gagah Yang Pantang Menyerah
Penulis: A. Mukhlis
Harga: Rp. 30.000,-

Dakwah yang muntijah adalah dakwah yang berbasiskan halaqah/usrah yang muntijah. Tanpa lahirnya halaqah/usrah yang muntijah, dakwah berubah menjadi syiar belaka yang kurang banyak artinya bagi pembentukan umat yang tangguh (takwinul ummah). Padahal, hanya dengan takwinul ummah, umat Islam dapat maju dan berjaya melawan musuh-musuhnya.

Oleh karena itu, pembentukan halaqah/usrah yang muntijah menjadi urgen adanya. Bagaimana agar halaqah/usrah dapat berjalan secara dinamis dan meningkat produktivitasnya? Bagaimana agar halaqah/usrah dapat berjalan dengan menggairahkan dan tidak terjebak dalam kejemuan? Buku ini mencoba menawarkan kepada para pembacanya kiat untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi suasana jemu dalam halaqah/usrah. Sebab, suasana jemu dapat berdampak pada tidak antusiasnya peserta dan murabbi/naqib untuk mengikuti halaqah/usrah. Hal ini tentu akan mengurangi makna dari keberadaan halaqah/usrah itu sendiri, yakni sebagai sarana pembentukan

Jalur Gaza siaga satu, bergejolak! Israel kembali datang setelah agresi 27 Desember 2008. Operasi Cast Lead II siap digelar, me­ne­bus kegagalan meluluh-lantakkan tanah yang diperintah oleh pe­juang Hamas.
Tak mau menanggung malu lagi, ratusan unit pesawat tempur dan tank canggih menyertai 112.000 personil pasukan darat Israel. Ke­yakin­an Israel membuncah, beriring aktivitas mata-mata, Shin Bet, di Gaza dan restu para pemimpin negara maju.
Ladang pembantaian rakyat tak berdosa siap hadir di depan mata. Ribu­an penduduk Gaza terus menghitung jam sebelum mesiu Israel meng­amuk tanpa kenal ampun. Amuk serbuan yang memper­cepat antre­an panjang pengungsi, perpisahan keluarga ter­cinta, egoisme pe­nguasa Mesir akibat tekanan Israel, per­juangan gigih relawan Indo­nesia di jalur perbatasan, hingga derita batin keluarga Palestina mata-mata Israel.
Namun, nun di lorong dan terowongan tersembunyi, para pejuang Pa­­lestina berhimpun. Sekelompok ilmuwan di sebuah tempat di Asia Teng­gara turut berjibaku di balik layar komputer. Menyatukan ke­­kuat­an, mengatur taktik bertempur yang siap mengejutkan lawan. Sebu­ah pertempuran tak berimbang dalam persenjataan tak me­nyiutkan nyali.



Judul: The Gate of Heaven
Penulis: R.H. Fitriadi
Harga: Rp. 45.000,-
diskon 15%
 
back to top